PERUMAHAN WEB

Mengenal Lebih Dekat Sosok Zainuddin Purba

Zainuddin Purba (kiri) duduk bersama istrinya di kediaman mereka, Jln Sei Bangkatan, Binjai Selatan.

NON-STOP.id – Zainuddin Purba, nama ini tentu tak asing di telinga masyarakat Kota Binjai. Bahkan, nama tersebut sangat familiar di kalangan muda maupun tua.

Nama yang sangat familiar itu didapat Pak Uda, sapaan akrab Zainuddin Purba, bukan dalam waktu singkat dan mudah. Dirinya harus melewati lika-liku hidup yang sangat keras selama bertahun-tahun.

Terlahir dari keluarga yang tidak mampu, membuat Zainuddin Purba harus melalui hari-hari yang pahit. Hingga akhirnya Pak Uda berhasil menjadi Ketua PP Kota Binjai diusianya yang masih muda, yakni 27 tahun.

Dari sinilah nama Pak Uda mulai dikenal masyarakat. Namun, berbagai pandangan terhadap dirinya tak semua baik. Ada yang menilai Pak Uda sebagai preman dan sebagian lainnya mengatakan sangat berjiwa sosial.

Lantas, bagaimana sebenarnya sosok Zainuddin Purba? Apakah benar-benar preman atau berjiwa sosial? Untuk mengungkap hal tersebut, wartawan menemui orang terdekat dan sangat dicinta Pak Uda.

Orang tersebut tak lain Peratenta Tarigan, istri Pak Uda yang sudah menemaninya selama 30 tahun. Dari sang belahan jiwanya ini, semua tentang Pak Uda pun diungkap. Pertemuan dengan wanita bertubuh tinggi ini berlangsung di kediamannya, Jalan Sei Bangkatan, Binjai Selatan, Selasa (3/9/24).

Disebutkan wanita kelahiran 1974 itu, Pak Uda yang saat ini anggota DPRD Sumatera Utara adalah sosok pekerja keras, baik, serta bertanggungjawab terhadap keluarganya.

Pun begitu, ungkap Peratenta, walau terlihat berhati baja dan pemberani, namun suaminya tersebut berhati lembut serta romantis terhadap keluarga.

Peratenta tertawa lebar ketika mengungkapkan, bahwa Pak Uda orang yang cengeng saat jauh dari anak-anaknya. “Memang dia itu keras, tapi dia cengeng kalau anak-anaknya jauh. Sikapnya yang keras, itu menurut saya sudah karakternya” ungkap Peratenta.

Meski memiliki sikap keras, lanjut Peratenta, tetapi suaminya berjiwa sosial. Hal tersebut dilihat dari sikapnya membantu keluarga dan masyarakat. “Kadang saya sampai kesal. Lebih banyak waktunya bersama masyarakat ketimbang dengan saya dan anak-anak,” bebernya.

“Tak sedikit warga yang datang ke rumah untuk meminta tolong. Entah itu mau melahirkan dan sebagainya. Terkadang kedatangan masyarakat tepat di waktu istirahat malam. Awalnya saya kesal, tapi lama kelamaan kami memahami. Karena membantu orang lain menjadi kebahagiaan suami saya. Sekarang jika ada warga yang datang ke rumah meminta bantuan, saya sudah tidak kesal. Sepanjang bisa kami bantu akan kami bantu,” tambahnya.

Peratenta juga menyebutkan, bahwa sikap sosial suaminya tidak hanya dilakukan pada saat momen Pilkada. “Itu sudah saya lihat sejak kami bersama. Bahkan sampai sekarang tidak berubah. Kalau membantu warga yang mau melahirkan di rumah sakit sudah banyak. Bahkan nama anaknya pun langsung diminta dari suami saya,” bebernya.

Disinggung terkait pandangan miring masyarakat yang mengenal Pak Uda sebagai seorang preman, Peratenta menjawab hal tersebut dengan hati dan kepala dingin.

“Dulu suami saya berada di lingkaran orang-orang yang keras. Tapi semua itu masa lalu. Semua kita punya masa lalu, entah itu baik atau buruk. Nah, untuk meraih apa yang kita inginkan, kita tidak harus memandang masa lalu itu seperti apa. Menurut saya, untuk meraih hasil yang kita inginkan, kita harus memandang ke depan bukan sebaliknya,” pungkasnya.

Dari perjalanan Pak Uda, dia tidak hanya berhasil menjadi pemimpin organisasi kepemudaan, sebagai Ketua Partai Golkar Kota Binjai, dan mengawal keuangan Pemko Binjai sebagai Ketua DPRD Binjai, tetapi dirinya juga berhasil menjadi sosok ayah yang baik.
“Alhamdulillah, ini merupakan karunia Allah kepada kami. Kami dikarunia 3 orang anak, yang pertama ASN dan saat ini dipercaya sebagai Lurah di Medan, yang kedua TNI dan bertugas di Papua, sedangkan yang terakhir masih kuliah di Trisakti,” ungkapnya.
Di Pilkada Kota Binjai tahun ini, Peratenta meminta doa dan dukungan dari semua lapisan masyarakat untuk kemenangan suaminya. “Mari kita ciptakan pemilu yang damai. Tidak usah kita saling jelek menjelekkan. Mari kita beradu visi misi demi Binjai lebih baik kedepan,” harapnya.
Wanita yang lahir pada tahun 1974 ini juga tak lupa menyampaikan pesan kepada ibu-ibu, agar tetap bersabar dan mendoakan suami demi kebahagiaan bersama dalam rumah tangga.
“Suami bukanlah musuh, tapi partner kita dalam suka maupun duka. Sebagai seorang istri, kita juga dituntut untuk pintar setiap ada masalah yang datang dan harus memahami karakter suami. Kita juga harus kuat dan tetap bersabar serta berdoa. Hasil dari semua yang kita lakukan, kita serahkan kepada Allah SWT,” tuturnya mengakhiri.

Reporter: Dani

Editor: Ibnu