PERUMAHAN WEB
SUMUT  

Harga Bahan Pokok Penting di Langkat Wajar & Dibawah Nasional

Pj Bupati Langkat M Faisal Hasrimy monitoring harga & pasokan pangan di pasar juga pasokan beras di Gudang Bulog, Selasa (2/4/24) di Kecamatan Stabat. Tujuannya mengantisipasi inflasi jelang Idulfitri 1445 Hijriyah. (NON-STOP)

NON-STOP.id – Hingga saat ini perkembangan harga bahan pokok penting (bapokting) di Kabupaten Langkat masih tergolong wajar, sehat dan masih di bawah angka nasional.

Namun ada 3 (tiga) bahan pokok yang terus dipantau yaitu cabai merah, cabai rawit, dan udang basah.

Diketahui dari data proyeksi Indeks Perkembangan Harga (IPH) yang didapatkan dan disimpulkan.

Perlu diketahui, Langkat merupakan daerah Non – Indeks Harga Konsumen (IHK). Saat ini penilaian perkembangan Inflasi di Kabupaten Langkat mengacu pada Indeks Perkembangan Harga (IPH).

Berikut paparan proyeksi IPH Langkat selama triwulan I dari 20 komoditas terpilih periode Januari – Juni 2024.

– Januari 2024
Minggu pertama IPH 0,92 persen, komoditas penyumbang IPH: Daging Ayam Ras, Bawang Merah, Udang Basah.

Minggu kedua IPH -0,95 persen, komoditas penyumbang IPH: Daging Ayam Ras, Bawang Merah, Udang Basah.

Minggu ketiga IPH -1,22 persen, komoditas penyumbang IPH: Daging Ayam Ras, Bawang Merah, Udang Basah.

Minggu keempat IPH -1,22 persen, komoditas penyumbang IPH: Daging Ayam Ras, Bawang Merah, Udang Basah.

– Februari 2024
Minggu pertama IPH 0,21 persen, komoditas penyumbang IPH: Daging Ayam Ras, Bawang Merah, Udang Basah.

Minggu kedua IPH 0,38 persen, komoditas penyumbang IPH: Daging Ayam Ras, Bawang Merah, Udang Basah.

Minggu ketiga IPH 1,49 persen, komoditas penyumbang IPH: Cabai Merah, Daging Sapi, Cabai Rawit.

Minggu keempat IPH 2,71 persen, komoditas penyumbang IPH: Cabai Merah, Daging Sapi, Cabai Rawit.

– Maret 2024
Minggu pertama IPH 1,35 persen, komoditas penyumbang IPH: Cabai Merah, Daging Sapi, Cabai Rawit.

Minggu kedua IPH 2,63 persen, komoditas penyumbang IPH: Cabai Merah, Daging Sapi,Cabai Rawit.

Minggu ketiga IPH 1,53 persen, komoditas penyumbang IPH: Beras, Gula Pasir, Bawang Merah.

– April 2024
Minggu ketiga IPH -1,17 persen, komoditas penyumbang IPH: Cabai Merah, Cabai Rawit, Beras.

Minggu keempat IPH -1,17 persen, komoditas penyumbang IPH: Cabai Merah, Cabai Rawit, Beras.

– Mei 2024
Minggu pertama IPH 0,87 persen, komoditas penyumbang IPH: Cabai Merah, Bawang Merah, Gula Pasir.

Minggu kedua IPH 1,04 persen, komoditas penyumbang IPH: Cabai Merah, Bawang Merah, Gula Pasir.

Minggu ketiga IPH 1,41 persen, komoditas penyumbang IPH: Cabai Merah, Bawang Merah, Gula Pasir.

Minggu keempat IPH 1,76 persen, komoditas penyumbang IPH: Cabai Merah, Bawang Merah, Gula Pasir.

Minggu kelima IPH 1,74 persen, komoditas penyumbang IPH: Cabai Merah, Bawang Merah, Gula Pasir.

– Juni 2024
Minggu pertama IPH 0,32 persen, komoditas penyumbang IPH: Cabai Merah, Bawang Merah, Gula Pasir.

Minggu ketiga IPH 2,34 persen, komoditas penyumbang IPH: Cabai Merah, Bawang Merah, Gula Pasir.

Minggu keempat IPH 1,49 persen, komoditas penyumbang IPH: Daging Sapi, Tahu Mentah, Udang Basah.

– Juli 2024
Minggu pertama IPH -2,85 persen, komoditas penyumbang IPH: Cabai Merah, Bawang Merah, Daging Sapi.

Minggu kedua IPH -3,00 persen, komoditas penyumbang IPH: Cabai Merah, Bawang Merah, Daging Sapi.

Sedangkan realisasi IPH pada triwulan II menunjukkan penurunan efektif.

Hal itu selain dipengaruhi ketersediaan barang di lapangan, juga dipengaruhi upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Langkat, antara lain:

1. Rapat Koordinasi Mingguan Pengendalian Inflasi Kabupaten Langkat setiap Hari Senin bersama Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Zoom Meeting).

2. Inspeksi Mendadak / Sidak Pasar Ketersediaan Komoditas Barang ke Pasar tradisional dan Distributor.

3. Operasi Pasar Murah di 23 Kecamatan masing-masing sebanyak 10 ton beras bekerjasama dengan Bulog menjelang HBKN Bulan Suci Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 1445 H.

4. Kerja Sama Antar Daerah (KAD) dengan BBPBAP Jepara dalam program bantuan klaster budidaya udang vaname, dan saat ini sudah melakukan penjajakan dengan Pemkab Karo dan Dairi dalam sektor ketahanan pangan.

Dijelaskan Kabag Perekonomian dan SDA Pemkab Langkat, Indri Nugraheni bahwa Inflasi sebesar 0,52% bukanlah inflasi keseluruhan triwulan I, melainkan inflasi berdasarkan hitungan bulan ke bulan atau m-to-m yakni Januari 2024 terhadap Desember 2023.

Berikut paparan Inflasi dari bulan ke bulan 2024 di Sumut

  • Januari 2024 secara tahunan tekanan inflasi Sumatera Utara (Sumut) sebesar 2,16% dan lebih rendah dari inflasi Nasional sebesar 2,57%. Sedangkan tingkat inflasi month to month (m-to-m) Kota Medan mengalami Inflasi sebesar 0,52%.
  • Februari 2024 secara tahunan tekanan inflasi Sumut sebesar 2,50% dan lebih rendah dari inflasi Nasional sebesar 2,75%. Untuk tingkat inflasi m-to-m Kota Medan mengalami Inflasi sebesar 0,36%.
  • Maret 2024 secara tahunan tekanan inflasi Sumut naik 3,67% dan lebih tinggi dari inflasi Nasional sebesar 3,05%. Tingkat inflasi m-to-m Kota Medan mengalami Inflasi sebesar 0,73%.

“Jadi disimpulkan, perkembangan inflasi untuk bulan Januari dan Februari 2024 lebih rendah dibandingkan inflasi nasional,” terang Indri di Stabat, Kamis (18/7/2024).

Namun, diakui Indri, terjadi kenaikan inflasi pada bulan Maret dikarenakan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) yakni Bulan Suci Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri.

“Dimana daya beli dan kebutuhan masyarakat semakin meningkat,” cetusnya.

Untuk hal ini, Pemkab Langkat melalui TPID sudah melakukan upaya-upaya dalam pengendalian inflasi dalam pengambilan langkah kongkrit seperti sidak pasar, operasi pasar murah, dan kerjasama antar daerah untuk mengatasi fluktuasi harga.

“Serta melakukan komunikasi dan koordinasi antara lembaga pemerintah dan stakeholder lainnya,” sebut Indri.

Hasil dari upaya yang telah dilakukan sebelumnya, terang Indri, menunjukan Minggu I hingga Minggu IV April 2024 Kabupaten Langkat mengalami deflasi.

Tercatat akhir April Minggu IV nilai IPH di Kabupaten Langkat mengalami deflasi sebesar -1.17%, dengan komoditas yang memberikan andil deflasi terbesar di antaranya Cabai Merah, Cabai Rawit, dan Beras.

Perlu difahami, deflasi merupakan periode di mana harga harga secara umum mengalami penurunan dan nilai uang bertambah.(*)
Editor: Riyan